Perkembangan Industri Viet Nam
Menyebut Negara Viet Nam, akan terlintas cerita perang dengan Amerika, dan perang saudara yang mengerikan. Boleh saja cerita itu karena memang terjadi sampai tahun 1976, namun akan lain bila kita bercerita vietnam saat ini tahun 2007. Sebagai negara yang berkembang dan giat membangun, Viet Nam dengan ibukota Ha Noi, berusaha mengambangkan berbagai sektor industrinya, mulai dari textile, electronica, kimia, agroindustri, dan lainnya. Sebagai pengingat bahwa Negara inipun telah menajdi anggota ASEAN sejak tgl 28 Juli 1995, dan baru saja menjadi anggota WTO tanggal 7 November 2006.
Harapan menjadi Negara industri di tahun 2020 merupakan target yang hendak dicapai oleh pemerintah Republik Sosialis Vietnam saat ini. Pengembangkan kawasan industri (Industrial Park/IPs) dan Export Processing Zone (EPZs) yang dimulai sejak tahun 1991 hingga tahun 2006 sudah berdiri sekitar 139 IPs dan EPZs. Dengan memakan lahan industri seluas 10.758 Ha dari 19.743 Ha area yang diperuntukan untuk industri dikawan IPs & EPZs.
Dengan total investasi IPs : $US 585 million, Dan EPZs : $US 805 million. Proyek ini mempu menyerap hampir 918.000 tenaga kerja dan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan perkembangan investasi di kawasan industri ini (Saigon times weekly, March 2007). Untuk Kualitas SDM, bicara tenaga kerja yang tersedia menurut perkiraan pemerinta setempat hanya 30% tenaga kerja yang memiliki keahlian (skilled labour) dan sebagian besar unskilled labour. Maka tidak heran bila sekarang ini mulai berdiri sekolah kejuruan teknik maupun teknik industri di dekat kawasan ini. Pendirian sekolah ini merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah setempat dengan negara investor-nya.
Beberapa kawasan industri penting antara lain Saigon – Hi tech Park (HCMC), Phu My 2 IP (B aria-Vung Tau), Que Vo IP (Bac Ninh Province), VSIP (Binh Duong Province), Thang Long IP (Ha Noi), Phu Dien IP ( Hai Duong Province). Kawasan industri ini merupakan kawasan yang memilki nilai investasi besar dibanding yang kawasan industri lainnya yang tersebar di beberapa kawasan Viet Nam seperti utara (Ha Noi City), Tengah (Da Nang City) dan selatan (Ho Chi Minh City).
Industri Percetakan
Untuk industri percetakan seperti data yang di laporkan oleh (HPA)Ha Noi Printing Association (2004) sekitar 500 percetakan tersebar di seluruh vietnam (dalam laporan ini tidak di sebutkan berapa banyak untuk Percetakan Offset, Flexo, Gravure dan sablon). Percetakan besar terkumpul di pusat kota seperti Kota Ha Noi dan Kota HCM dan kebaradaan sektor percetakan ini mempu menyerap tenaga kerja sekitar 40.000 pekerja. Dalam sektor percetakan (graphic art) mesin cetak Offset yang dipakai bervariasi mulai keluaran jerman, Jepang, maupun china dibeberapa tempat. Sebagai informasi percetakan Offset seperti Tran Phu dan Liksin sudah memakai mesin buatan jerman dengan specifikasi 6 unit warna disamping 3 unit warna dan 4 unit warna yang sudah lebih dulu ada. Dan Untuk Liksin sudah mengaplikasikan Sistem Tinta UV untuk mencetak di atas kertas Hologram.
Hal lainnya adalah di beberapa percetakan hanya focus mencetak produk label beer dan yang berhubungan denga product cetak beer seperti Label body botol, label leher botol, di atas kertas art pepar (AP) dan semi metalized papar (SMP). Saprimco printing adalah salah satu percetakan yang mengkhusus kan untuk cetal beer label paper.
Sedangkan percetakan lain seperti Quang Huy printing dan MPPC, lebin kearah cetak metal decorating (Tin Printing) seperti untuk Crown (tutup botol) dan 3 Pc (kaleng minuman) dan packaging makanan ringan.
Pertumbuhan Percetakan dan Asosiasi Grafika
Dengan perkembangan di sector percetakan sekitar 10 % untuk 10 tahun mendatang sesuai perkiraan HPA. Viet nam berusaha eksis di kawasan ASEAN dalam hal proses percetakan dan pengerjaan order cetakan. Mengirimkan pekerjanya ke beberapa percetakan di kawasan Asia, merupakan tindak lanjut dalam mengantisipasi perkembangan teknologi yang sedang di pakai. Apalagi dengan berdirinya percetakan yang merupaka investasi Negara asing maka banyak pekerja grafika nya yang magang dan mengikuti pelatihan di Negara yang berinvestasi.
Berbicara masalah assosiasi percetakan (Graphic Art Association), ada yang perlu di cermati sebagai bahan perbandingan untuk percetakan di Indonesia. Sebagai Negara yang baru berkembang sudahViet Nam mampu memilih wakil nya dalam perkumpulan Percetakan dan Penerbitan untuk berbicara dan hadir di bebrapa forum Percetakan Asia dan Pasifik. Seperti di tahun 2004 yang lalu Ha Noi Printing Association diundang untuk menjadi pengamat (observer) disamping Negara Sri langka di FAGAT (Forum Asia Graphic Art Technology). Forum ini belum banyak info yang penulis dapat, kecuali FAGAT ini memiliki anggota antara lain :
- Thailand ( The Federation Of Thai Printing Industry)
- Singapore (Print & Media Association, Singapore)
- Philippine (Philippine Printing Technology Foundation)
- Korea (Korea Federation Of Printing and Information Industry Cooperative)
- Japan ( Japan Association of Graphic Art Technology)
- China (The Printing Technology Association Of China)
- Australia (Printing Industries Association Of Australia)
- Malaysia (Malaysia Printers Association)
(note : semoga dalam informasi ini lupa mencantumkan kalau Indonesia sudah menjadi anggota dari FAGAT)
Indikasi memilih Vietnam untuk di jadikan tempat mencetak oleh beberpa negara end user untuk bebarapa produk percetakan seperti Hologram paper untuk bungkus pasta gigi, metali paper dan Semi metal paper untuk label dan Pembungkus makanan (Food Packaging), merupakan bentuk pegakuan keberadaan dan kemapuan percetakan di Viet Nam. Walaupun dari segi SDM dan kemajuan teknologi grafika sebetulnya masih jauh lebih baik di Indonesia untuk saat ini. Selain itu Viet Nam juga menawarkan Ongkos Produksi yang murah juga iklim usaha yang relative stabil.
Penyerapan teknologi cetak yang terbaru dan kemauan pemerintah Viet Nam untuk memajukan Sektor Grafika -- terutama dukungan assosiasi percetakan yang kuat dengan didukung penuh oleh percetakan anggotanya --, sehingga mampu saling bekerjasama. Maka “apakah suatu keajaiban atau kemungkinan bila dalam 5 tahun kedepan Percetakan di indonesai akan berada di bawah Negara Bac Ho?” Hanya waktu yang akan membuktikan.
Sebelum itu terjadi alangkah baiknya Percetakan di Indonesia untuk segera merapatkan barisan dengan lebih menguatkan kerja samanya. Baik lewat perkumpulan atau Assosaiasi grafika / Percetakan yang kita miliki, maupun selalu mau belajar dan menguasai teknologi baru, paling bagus mampu mengaplikasikan teknologi baru tersebut di percetakannya. Dan jangan lupa untuk bisa bekerja sama denga assosiasi sejenis di kawasan Asia dan ASEAN khusunya.
Hal lain adalah perkumpulan Percetakan dan grafika yang ada di Indonesia seharusnya mampu memberikan ruang untuk anggotanya lebih kreatif dan innovative dalam mengembangkan usaha dan teknologi grafika yang dimilkinya. Sehingga akhirnya Indoneisa juga mampu menjadi masyarakat Grafika International yang diperhitungkan, paling tidak di ASEAN kita bisa bicara lebih lagi dari sekarang. (SE-VN/04-07)
Note : Bac : Paman
Ho : Ho Chi Minh
[ir.Sugeng Endarsiwi] @2007
” tulisan ini dikirim ke Majalah PrintPack Review edisi kedua Mendatang (mei- juni 2007)”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar