Minggu, 16 Maret 2008

Maknan Dalam Kaleng (Canned Food)

Makanan cepat saji yang diawetakan dalam kaleng (tin) yang sudah kita kenal seperti makanan ikan, daging sapi, buah – buahan juga bahkan sayuran dalam kaleng atau bahan makana lainnya, tentu sudah sering kita konsumsi. Ada beberapa konsumen yang justru lebih senang memilih panganan dalam kalengan ini, dibanding yang dibungkus dalam kertas maupun plastic. Jenis makanan ini di tempatkan dalam kaleng yang kedap udara sedemikian rupa sehingga makanan tahan bisa lama, tidak mudah terkontaminasi dengan bahan lain di luar. Yang pasti pada saat akan di sajikan makanan tetap dalam kondisi baik dan aman di konsumsi.

Makanan dalam kaleng ini sebelum di pasarkan akan melewati metode sterilisasi dipabrik pengolahannya, salah satunya dengan dipanaskan terlebih dahulu untuk membunuh bakteri atau mikro organisme yang akan mengkontaminasi. Pemanasan yang sering dilakukan adalah sekitar 116-121 ° C (240-250 ° F). Apakah cukup aman makanan jenis ini untuk dikonsumsi? Apakah tidak ada pengaruh dari kaleng yang dipakai dari kemungkinan karat atau bocor sehingga akan merusak makanan tanpa bisa di ketahi? Seberapa amankah mengkonsumsi makanan dalam kaleng. Pertanyaan seperti ini wajar dikemukakan, karena umumnya tidak banyak yang diketahui oleh khalayak dalam masalah ini.

Makanan yang disimpan dalam kaleng adalah juga bahan kimia, yang tentu akan terus bereaksi dalam kondisi tertentu dan jangka waktu tertentu. Ada makana yang sangat asam (acid PH dibawah 4.6) ada juga yang diatas itu. Tentu diperlukan penanganan yang tidak sama dalam penyimpanannya. Kaleng (tin can atau can) yang dipakai pertama, haruslah terlapisi sedemikian rupa hingga makanan tidak langsung bersentuhan dengan permukaan kaleng, untuk itu harus diberikan lapisan yang mampu menahan makanan tidak bersentuhan dengan kaleng dan tidak bereaksi dengan makanan itu sendiri. Kedua, lapisan yang dipergunakan mampu melindungi tincan dari prose karat, agar kaleng yang dipakai tidak menimbulkan efek negatif bagi yang mengkonsumsi makanan dalam kaleng ini. Bahan kaleng yang sudah sering dipakai antara lain Tin dengan simbol kimia Sn (Stannum) dengan nomor atom 50. bahan ini tidak mudah bereaksi dengan oksigen sehingga tahan karat lebih baik. Bahan lain adalah baja karbon (plain carbon steel)

Lapisan varnish (varnish coating) yang melindungi bagian dalam kaleng yang langsung berhubungan dengan bahan makanan, merupakan yang umum dilakukan untuk melindungi kaleng tidak bereaksi dengan makana.Untuk kaleng berjenis 3 piece can diperlukan caoting lagi (pada bekas sambungan kaleng) untuk menutup bagian ini. Untuk 2 piece can akan dilakukan penyemprotan coating untuk bagian dalamnya.

Di bawah ini merupakan beberpa produk coating bagian dalam kaleng (internal tincan) antara lain:
- Internal Aluminized Gold Lacquer
- Internal Gold Lacquer
- Internal Epoxy Size.

Coating bagian dalam ini ada yang menyebut sebagai sizing, interior coating can, dsb. Namun yang paling penting adalah coating ini harus lah mampu memberikan perlindungan terhadap bahan makanan yang di bungkus agar tidak menembus kaleng sehingga terjadi prose pembusukan.
Selain internal coating juga diperlukan external coating untuk melapisi permukaan kaleng bagian luar sebagai pelindung dari gesekan atau bahan lain dari luar seperti lemak dari tangan, air atau bahan makanan yang bocor yang akan menimbulkan karat dari luar .

External coating antara lain :
Epoxy size dengan berbagai macam modifikasi sebagai primer untuk menjadi dasar cetakan bagi tinta, dan OPV (over print varnish) yang akan di coating setelah cetakan tinta selesai.

Beberapa test laboratorium akan dilakukan untuk menguji apakah coating yang akan dipakai ini bisa diaplikasi dan cukup aman melindungi bahan makana, antara lain :
- MEK rub, IPA rub, dan solvent lainnya sesuai keperluan.
- Adhesion dan scratch test
- Flexibility test
- Sterillization
- Etc disesuikan dengan keperluan prodiknya.

Sterlization
Diantara test lab tersebut yang akan dibahas lebih detail adalah sterilization yang merupakan bagian terpenting dalam kualifikasi produk kaleng makanan.
Alat pendukung : Autoclave

Bahan pendukung : Air (H2O)
: garam dapur
: minyak goreng (palm oil)

Data test : - Temperature 120 s/d 123 ° C ( 250 s/d 255 ° F)
: - Tekanan 15 – 20 psi

Waktu test : 60 – 90 menit (sesuai kebutuhan)

cara pengetesan:
1. Siapkan Autoclave (alat steam), bersihkan dari kontaminsai bahan kimia yg tidak diperlukan. Siapkan 2 cawan logam yang akan di tempatkan didalamnya.
2. Siapkan larutan 1 (sebanyak ± 500 gram) dengan komposisi : air : 80%, garam : 10%, dan minyak : 10%. Masukan dalam cawan pertama.
3. Siapkan larutan kedua berisi air murni 100 %, tempatkan dalam cawan kedua.
4. Masukan air murni kedalam autoclave sebanyak ±1 liter tempatkan 2 cawan yang birisi larutan didalam autoclave sehingga ada bagian cawan tenggelam dalam ± 5 cm.
5. Masukan panel / tin plate yang sudah di coating kedalam cawan yg berisi larutan (1 dan 2)
6. Mulai menyalakan autoclave
7. Tunggu sampai indikator menunjukan data test seperti diatas,
8. Hitung waktu test saat indikator menujukan data yang dinginkan.

Hasil test :
Perhatikan hasil testing bila menemukan seperti berkabut, coating dan tinta terkelupas, dan terjadi gelembung dan mudah di gores bisa dipastikan hasil coating tersebut tidak cocok untuk kaleng makanan.

Note : metode sterilization dengan menggunakan autoclave diperkenalkan oleh Charles Chamberland pada tahun 1879


Bahan baku coating
Karena intensitas produk ini yang selalu berhubungan dengan bahan makanan yang dikonsumsi manusia. Pemakaian bahan baku yang dipergunakan selain mudah di olah juga haruslah mendapatkan izin dapat dipakai sebagai bahan baku coating atau tinta cetak. Issue yang berkembang tentang keamanan bahan baku yang dipergunakan di coating kaleng untuk makanan sudah berlangsung lama, dan wajib di patuhi oleh pabrik coating dan tinta. Bahan yang dipergunakan haruslah lolos test tentang heavy metal content (umumnya akan berisi tingkat persentase yang boleh ada dalam bahan baku) juga tidak berbahaya karena sangat beracun (poisons).
lembaga yang mengeluarkan sertifikasi ini merupakan lembaga yang sudah di akui secara international maupun regional dan menjadi patokan oleh percetakan. Seperti FDA dengan FDA regulation yang akan menerangkan berbagai peraturan tentang bahan baku. Kemudain test kelayakan bahan bila akan dipergunakan untuk kaleng makanan dengan food grade-nya.

Dari semua sertifikasi tersebut tujuan akhirnya adalah kelayakan dan keamanan untuk konsumen sehingga tidak terjadi kasus keracunan terhadap mahluk hidup. Produk resin yang dihasilkan oleh pabrik resin tentu sangat beragam dan disesuaikan dengan aplikasi produk tin can, pemberlakuan sertifikasi adalah wajib demi kemanan bersama. Saya yakin pembaca penikmat makanan kaleng akan setuju dengan pendapat saya, karena dengan demikian tidak perlu cemas lagi bila mengkonsumsi makana dalam kaleng. Akhirnya selamat menikmati makanan kaleng anda. (se.sgn.07.07)


[sugeng-endarsiwi]@2008

Sekilas Industri Percetakan di Viet Nam

Perkembangan Industri Viet Nam

Menyebut Negara Viet Nam, akan terlintas cerita perang dengan Amerika, dan perang saudara yang mengerikan. Boleh saja cerita itu karena memang terjadi sampai tahun 1976, namun akan lain bila kita bercerita vietnam saat ini tahun 2007. Sebagai negara yang berkembang dan giat membangun, Viet Nam dengan ibukota Ha Noi, berusaha mengambangkan berbagai sektor industrinya, mulai dari textile, electronica, kimia, agroindustri, dan lainnya. Sebagai pengingat bahwa Negara inipun telah menajdi anggota ASEAN sejak tgl 28 Juli 1995, dan baru saja menjadi anggota WTO tanggal 7 November 2006.

Harapan menjadi Negara industri di tahun 2020 merupakan target yang hendak dicapai oleh pemerintah Republik Sosialis Vietnam saat ini. Pengembangkan kawasan industri (Industrial Park/IPs) dan Export Processing Zone (EPZs) yang dimulai sejak tahun 1991 hingga tahun 2006 sudah berdiri sekitar 139 IPs dan EPZs. Dengan memakan lahan industri seluas 10.758 Ha dari 19.743 Ha area yang diperuntukan untuk industri dikawan IPs & EPZs.
Dengan total investasi IPs : $US 585 million, Dan EPZs : $US 805 million. Proyek ini mempu menyerap hampir 918.000 tenaga kerja dan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan perkembangan investasi di kawasan industri ini (Saigon times weekly, March 2007). Untuk Kualitas SDM, bicara tenaga kerja yang tersedia menurut perkiraan pemerinta setempat hanya 30% tenaga kerja yang memiliki keahlian (skilled labour) dan sebagian besar unskilled labour. Maka tidak heran bila sekarang ini mulai berdiri sekolah kejuruan teknik maupun teknik industri di dekat kawasan ini. Pendirian sekolah ini merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah setempat dengan negara investor-nya.

Beberapa kawasan industri penting antara lain Saigon – Hi tech Park (HCMC), Phu My 2 IP (B aria-Vung Tau), Que Vo IP (Bac Ninh Province), VSIP (Binh Duong Province), Thang Long IP (Ha Noi), Phu Dien IP ( Hai Duong Province). Kawasan industri ini merupakan kawasan yang memilki nilai investasi besar dibanding yang kawasan industri lainnya yang tersebar di beberapa kawasan Viet Nam seperti utara (Ha Noi City), Tengah (Da Nang City) dan selatan (Ho Chi Minh City).

Industri Percetakan

Untuk industri percetakan seperti data yang di laporkan oleh (HPA)Ha Noi Printing Association (2004) sekitar 500 percetakan tersebar di seluruh vietnam (dalam laporan ini tidak di sebutkan berapa banyak untuk Percetakan Offset, Flexo, Gravure dan sablon). Percetakan besar terkumpul di pusat kota seperti Kota Ha Noi dan Kota HCM dan kebaradaan sektor percetakan ini mempu menyerap tenaga kerja sekitar 40.000 pekerja. Dalam sektor percetakan (graphic art) mesin cetak Offset yang dipakai bervariasi mulai keluaran jerman, Jepang, maupun china dibeberapa tempat. Sebagai informasi percetakan Offset seperti Tran Phu dan Liksin sudah memakai mesin buatan jerman dengan specifikasi 6 unit warna disamping 3 unit warna dan 4 unit warna yang sudah lebih dulu ada. Dan Untuk Liksin sudah mengaplikasikan Sistem Tinta UV untuk mencetak di atas kertas Hologram.

Hal lainnya adalah di beberapa percetakan hanya focus mencetak produk label beer dan yang berhubungan denga product cetak beer seperti Label body botol, label leher botol, di atas kertas art pepar (AP) dan semi metalized papar (SMP). Saprimco printing adalah salah satu percetakan yang mengkhusus kan untuk cetal beer label paper.
Sedangkan percetakan lain seperti Quang Huy printing dan MPPC, lebin kearah cetak metal decorating (Tin Printing) seperti untuk Crown (tutup botol) dan 3 Pc (kaleng minuman) dan packaging makanan ringan.

Pertumbuhan Percetakan dan Asosiasi Grafika

Dengan perkembangan di sector percetakan sekitar 10 % untuk 10 tahun mendatang sesuai perkiraan HPA. Viet nam berusaha eksis di kawasan ASEAN dalam hal proses percetakan dan pengerjaan order cetakan. Mengirimkan pekerjanya ke beberapa percetakan di kawasan Asia, merupakan tindak lanjut dalam mengantisipasi perkembangan teknologi yang sedang di pakai. Apalagi dengan berdirinya percetakan yang merupaka investasi Negara asing maka banyak pekerja grafika nya yang magang dan mengikuti pelatihan di Negara yang berinvestasi.

Berbicara masalah assosiasi percetakan (Graphic Art Association), ada yang perlu di cermati sebagai bahan perbandingan untuk percetakan di Indonesia. Sebagai Negara yang baru berkembang sudahViet Nam mampu memilih wakil nya dalam perkumpulan Percetakan dan Penerbitan untuk berbicara dan hadir di bebrapa forum Percetakan Asia dan Pasifik. Seperti di tahun 2004 yang lalu Ha Noi Printing Association diundang untuk menjadi pengamat (observer) disamping Negara Sri langka di FAGAT (Forum Asia Graphic Art Technology). Forum ini belum banyak info yang penulis dapat, kecuali FAGAT ini memiliki anggota antara lain :

- Thailand ( The Federation Of Thai Printing Industry)
- Singapore (Print & Media Association, Singapore)
- Philippine (Philippine Printing Technology Foundation)
- Korea (Korea Federation Of Printing and Information Industry Cooperative)
- Japan ( Japan Association of Graphic Art Technology)
- China (The Printing Technology Association Of China)
- Australia (Printing Industries Association Of Australia)
- Malaysia (Malaysia Printers Association)

(note : semoga dalam informasi ini lupa mencantumkan kalau Indonesia sudah menjadi anggota dari FAGAT)

Indikasi memilih Vietnam untuk di jadikan tempat mencetak oleh beberpa negara end user untuk bebarapa produk percetakan seperti Hologram paper untuk bungkus pasta gigi, metali paper dan Semi metal paper untuk label dan Pembungkus makanan (Food Packaging), merupakan bentuk pegakuan keberadaan dan kemapuan percetakan di Viet Nam. Walaupun dari segi SDM dan kemajuan teknologi grafika sebetulnya masih jauh lebih baik di Indonesia untuk saat ini. Selain itu Viet Nam juga menawarkan Ongkos Produksi yang murah juga iklim usaha yang relative stabil.

Penyerapan teknologi cetak yang terbaru dan kemauan pemerintah Viet Nam untuk memajukan Sektor Grafika -- terutama dukungan assosiasi percetakan yang kuat dengan didukung penuh oleh percetakan anggotanya --, sehingga mampu saling bekerjasama. Maka “apakah suatu keajaiban atau kemungkinan bila dalam 5 tahun kedepan Percetakan di indonesai akan berada di bawah Negara Bac Ho?” Hanya waktu yang akan membuktikan.

Sebelum itu terjadi alangkah baiknya Percetakan di Indonesia untuk segera merapatkan barisan dengan lebih menguatkan kerja samanya. Baik lewat perkumpulan atau Assosaiasi grafika / Percetakan yang kita miliki, maupun selalu mau belajar dan menguasai teknologi baru, paling bagus mampu mengaplikasikan teknologi baru tersebut di percetakannya. Dan jangan lupa untuk bisa bekerja sama denga assosiasi sejenis di kawasan Asia dan ASEAN khusunya.
Hal lain adalah perkumpulan Percetakan dan grafika yang ada di Indonesia seharusnya mampu memberikan ruang untuk anggotanya lebih kreatif dan innovative dalam mengembangkan usaha dan teknologi grafika yang dimilkinya. Sehingga akhirnya Indoneisa juga mampu menjadi masyarakat Grafika International yang diperhitungkan, paling tidak di ASEAN kita bisa bicara lebih lagi dari sekarang. (SE-VN/04-07)

Note : Bac : Paman
Ho : Ho Chi Minh



[ir.Sugeng Endarsiwi] @2007



tulisan ini dikirim ke Majalah PrintPack Review edisi kedua Mendatang (mei- juni 2007)”

Mata Uang dan Citra Negara

Memperhatikan mata uang dari berbagai Negara sudah barang tentu akan menimbulkan pemahaman tersendiri untuk kita. Uang akan di lihat dari Nilai Uang dan akan di artikan sebagai kemajuan suatu negara bila kita lihat dari sudut ekonomi. Dan uang akan di lihat dari segi artistik dan teknik cetak bila kita sebagai seorang grafikus, profisional percetakan dan Insinyur grafika (-- saya tertarik dengan istilah ini, dan berharap menjadi sebutan profesi dimasa yg akan datang--).

Kembali ke uang, di aktivitas ekonomi cenderung orang lebih memilih uang Dolar Amerika (US $) dan terbaru uang Euro yg berlaku di negara Eropa. Kelebihan kedua uang tersebut selain menjadi barometer nilai uang di setiap negara juga kestabilan nilai yg dimiliki. Bandingkan dengan nilai tukar US$ 1.- sama dengan IDR.9.100.- dan sekitar VND 16.100,- dan sekitar BTH 32,- sudah barang tentu dolar akan semakin di sukai untuk di miliki.

Dalam uang kertas bila dilihat dari teknik grafika, akan begitu bervariasi teknik cetak yg di lakukan, mulai dari Teknik Offset, Intaglio dan juga Letterpress. Selain itu beberapa hal menyangkut security dari bahan kertas juga memainkan peranan yg cukup besar. Dengan tujuan tidak mudah di lakukan peniruan oleh pihak diluar instansi resmi dalam pengadaa uang ini.

Beberpa hal yg termasuk hal yg khusus untuk uang kertas diantaranya :
Dari sudut teknik cetak Microtext, invisible color, visible color, watermark, benang pengaman.
Dari bahan kertas akan berupa jenis kertas dengan ketahanan tertentu seperti lipat, basah/lembab, ketahan terhadap lemak, dan kimia lainnya.

Kemudian setiap uang kertas memilki nomor seri tertentu yg akan berurut dikeluarkan oleh instansi keuangan. Nomor ini menjadi penting karena hanya akan satu kali di cetak. Hal ini yg kadang memungkinkan terdapat uang Asli tapi palsu, karena bahan dan teknik cetaknya sama dengan uang asli tapi nomor serinya double. Mudah 2x an ini tidak terjadi karena yg dirugikan tetap masyarakat kebanyakan.

Uang akan menyiratkan citra negara yang bersangkutan, apabila nilai uangnya kuat terhadap US$, maka negara itu tetntu akan dianggap maju perekonomiannya. Dan apabila nilai nya sangat rendah maka bisa jadi negara itu menjadi negara kelas bawah. Tapi beberapa negara karena memilki sejarah buruk tetntu akan berusaha untuk tidak membawa nilai US$ dalam kegiatan ekonominya karena berusaha menghindari berhubungan dengan negara USA. Banyak contoh seperti Rusia, dan beberpa negara amerika utara.

Nilai tukar yg bagus merupakan ciri dari negara mata uang itu berasal.

[sugeng-endarsiwi]