Makanan cepat saji yang diawetakan dalam kaleng (tin) yang sudah kita kenal seperti makanan ikan, daging sapi, buah – buahan juga bahkan sayuran dalam kaleng atau bahan makana lainnya, tentu sudah sering kita konsumsi. Ada beberapa konsumen yang justru lebih senang memilih panganan dalam kalengan ini, dibanding yang dibungkus dalam kertas maupun plastic. Jenis makanan ini di tempatkan dalam kaleng yang kedap udara sedemikian rupa sehingga makanan tahan bisa lama, tidak mudah terkontaminasi dengan bahan lain di luar. Yang pasti pada saat akan di sajikan makanan tetap dalam kondisi baik dan aman di konsumsi.
Makanan dalam kaleng ini sebelum di pasarkan akan melewati metode sterilisasi dipabrik pengolahannya, salah satunya dengan dipanaskan terlebih dahulu untuk membunuh bakteri atau mikro organisme yang akan mengkontaminasi. Pemanasan yang sering dilakukan adalah sekitar 116-121 ° C (240-250 ° F). Apakah cukup aman makanan jenis ini untuk dikonsumsi? Apakah tidak ada pengaruh dari kaleng yang dipakai dari kemungkinan karat atau bocor sehingga akan merusak makanan tanpa bisa di ketahi? Seberapa amankah mengkonsumsi makanan dalam kaleng. Pertanyaan seperti ini wajar dikemukakan, karena umumnya tidak banyak yang diketahui oleh khalayak dalam masalah ini.
Makanan yang disimpan dalam kaleng adalah juga bahan kimia, yang tentu akan terus bereaksi dalam kondisi tertentu dan jangka waktu tertentu. Ada makana yang sangat asam (acid PH dibawah 4.6) ada juga yang diatas itu. Tentu diperlukan penanganan yang tidak sama dalam penyimpanannya. Kaleng (tin can atau can) yang dipakai pertama, haruslah terlapisi sedemikian rupa hingga makanan tidak langsung bersentuhan dengan permukaan kaleng, untuk itu harus diberikan lapisan yang mampu menahan makanan tidak bersentuhan dengan kaleng dan tidak bereaksi dengan makanan itu sendiri. Kedua, lapisan yang dipergunakan mampu melindungi tincan dari prose karat, agar kaleng yang dipakai tidak menimbulkan efek negatif bagi yang mengkonsumsi makanan dalam kaleng ini. Bahan kaleng yang sudah sering dipakai antara lain Tin dengan simbol kimia Sn (Stannum) dengan nomor atom 50. bahan ini tidak mudah bereaksi dengan oksigen sehingga tahan karat lebih baik. Bahan lain adalah baja karbon (plain carbon steel)
Lapisan varnish (varnish coating) yang melindungi bagian dalam kaleng yang langsung berhubungan dengan bahan makanan, merupakan yang umum dilakukan untuk melindungi kaleng tidak bereaksi dengan makana.Untuk kaleng berjenis 3 piece can diperlukan caoting lagi (pada bekas sambungan kaleng) untuk menutup bagian ini. Untuk 2 piece can akan dilakukan penyemprotan coating untuk bagian dalamnya.
Di bawah ini merupakan beberpa produk coating bagian dalam kaleng (internal tincan) antara lain:
- Internal Aluminized Gold Lacquer
- Internal Gold Lacquer
- Internal Epoxy Size.
Coating bagian dalam ini ada yang menyebut sebagai sizing, interior coating can, dsb. Namun yang paling penting adalah coating ini harus lah mampu memberikan perlindungan terhadap bahan makanan yang di bungkus agar tidak menembus kaleng sehingga terjadi prose pembusukan.
Selain internal coating juga diperlukan external coating untuk melapisi permukaan kaleng bagian luar sebagai pelindung dari gesekan atau bahan lain dari luar seperti lemak dari tangan, air atau bahan makanan yang bocor yang akan menimbulkan karat dari luar .
External coating antara lain :
Epoxy size dengan berbagai macam modifikasi sebagai primer untuk menjadi dasar cetakan bagi tinta, dan OPV (over print varnish) yang akan di coating setelah cetakan tinta selesai.
Beberapa test laboratorium akan dilakukan untuk menguji apakah coating yang akan dipakai ini bisa diaplikasi dan cukup aman melindungi bahan makana, antara lain :
- MEK rub, IPA rub, dan solvent lainnya sesuai keperluan.
- Adhesion dan scratch test
- Flexibility test
- Sterillization
- Etc disesuikan dengan keperluan prodiknya.
Sterlization
Diantara test lab tersebut yang akan dibahas lebih detail adalah sterilization yang merupakan bagian terpenting dalam kualifikasi produk kaleng makanan.
Alat pendukung : Autoclave
Bahan pendukung : Air (H2O)
: garam dapur
: minyak goreng (palm oil)
Data test : - Temperature 120 s/d 123 ° C ( 250 s/d 255 ° F)
: - Tekanan 15 – 20 psi
Waktu test : 60 – 90 menit (sesuai kebutuhan)
cara pengetesan:
1. Siapkan Autoclave (alat steam), bersihkan dari kontaminsai bahan kimia yg tidak diperlukan. Siapkan 2 cawan logam yang akan di tempatkan didalamnya.
2. Siapkan larutan 1 (sebanyak ± 500 gram) dengan komposisi : air : 80%, garam : 10%, dan minyak : 10%. Masukan dalam cawan pertama.
3. Siapkan larutan kedua berisi air murni 100 %, tempatkan dalam cawan kedua.
4. Masukan air murni kedalam autoclave sebanyak ±1 liter tempatkan 2 cawan yang birisi larutan didalam autoclave sehingga ada bagian cawan tenggelam dalam ± 5 cm.
5. Masukan panel / tin plate yang sudah di coating kedalam cawan yg berisi larutan (1 dan 2)
6. Mulai menyalakan autoclave
7. Tunggu sampai indikator menunjukan data test seperti diatas,
8. Hitung waktu test saat indikator menujukan data yang dinginkan.
Hasil test :
Perhatikan hasil testing bila menemukan seperti berkabut, coating dan tinta terkelupas, dan terjadi gelembung dan mudah di gores bisa dipastikan hasil coating tersebut tidak cocok untuk kaleng makanan.
Note : metode sterilization dengan menggunakan autoclave diperkenalkan oleh Charles Chamberland pada tahun 1879
Bahan baku coating
Karena intensitas produk ini yang selalu berhubungan dengan bahan makanan yang dikonsumsi manusia. Pemakaian bahan baku yang dipergunakan selain mudah di olah juga haruslah mendapatkan izin dapat dipakai sebagai bahan baku coating atau tinta cetak. Issue yang berkembang tentang keamanan bahan baku yang dipergunakan di coating kaleng untuk makanan sudah berlangsung lama, dan wajib di patuhi oleh pabrik coating dan tinta. Bahan yang dipergunakan haruslah lolos test tentang heavy metal content (umumnya akan berisi tingkat persentase yang boleh ada dalam bahan baku) juga tidak berbahaya karena sangat beracun (poisons).
lembaga yang mengeluarkan sertifikasi ini merupakan lembaga yang sudah di akui secara international maupun regional dan menjadi patokan oleh percetakan. Seperti FDA dengan FDA regulation yang akan menerangkan berbagai peraturan tentang bahan baku. Kemudain test kelayakan bahan bila akan dipergunakan untuk kaleng makanan dengan food grade-nya.
Dari semua sertifikasi tersebut tujuan akhirnya adalah kelayakan dan keamanan untuk konsumen sehingga tidak terjadi kasus keracunan terhadap mahluk hidup. Produk resin yang dihasilkan oleh pabrik resin tentu sangat beragam dan disesuaikan dengan aplikasi produk tin can, pemberlakuan sertifikasi adalah wajib demi kemanan bersama. Saya yakin pembaca penikmat makanan kaleng akan setuju dengan pendapat saya, karena dengan demikian tidak perlu cemas lagi bila mengkonsumsi makana dalam kaleng. Akhirnya selamat menikmati makanan kaleng anda. (se.sgn.07.07)
[sugeng-endarsiwi]@2008